Saturday 2 January 2016

Fisiografi/ Gambaran Umum Tektonik Gunung Ungaran

Fisiografi Gunung Ungaran

1.  Fisiografi Regional
Pulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas empat bagian utama (Bemmelen, 1970) yaitu: – Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat) – Jawa Tengah (antara Cirebon dan Semarang) – Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya) – Cabang sebelah timur Pulau Jawa, meliputi Selat Madura dan Pulau Madura Jawa Tengah merupakan bagian yang sempit di antara bagian yang lain dari Pulau Jawa, lebarnya pada arah utara-selatan sekitar 100 – 120 km. Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat.
Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian barat dibatasi oleh Gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh endapan gunung api muda dari Gunung Rogojembangan, Gunung Prahu dan Gunung Ungaran.
Gunung Ungaran merupakan gunung api kuarter yang menjadi bagian paling timur dari Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur gunung api Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu), sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng. Bagian utara Pulau Jawa ini merupakan geosinklin yang memanjang dari barat ke timur (Bemmelen, 1970).

Gambar 1 Sketsa Fisiografi Pulau Jawa Bagian Tengah (Bemmelen,1943 vide Bemmelen, 1970, dengan modifikasi)

2.  Tektonik Ungaran
Gunung Ungaran selama perkembangannya mengalami ambrolan-tektonik yang diakibatkan oleh pergeseran gaya berat karena dasarnya yang lemah. Gunung Ungaran tersebut memperlihatkan dua angkatan pertumbuhan yang dipisahkan oleh dua kali robohan (Zen dkk., 1983). Ungaran pertama menghasilkan batuan andesit di Kala Pliosen Bawah, di Pliosen Tengah hasilnya lebih bersifat andesit dan berakhir dengan robohan. Daur kedua mulai di Kala Pliosen Atas dan Holosen. Kegiatan tersebut menghasilkan daur ungaran kedua dan ketiga.
Struktur geologi daerah Ungaran dikontrol oleh struktur runtuhan (collapse structure) yang memanjang dari barat hingga tenggara dari Ungaran. Batuan volkanik penyusun pre-caldera dikontrol oleh sistem sesar yang berarah barat laut-barat daya dan tenggara-barat daya, sedangkan batuan volkanik penyusun post-caldera hanya terdapat sedikit struktur dimana struktur ini dikontrol oleh sistem sesar regional (Budiardjo et al. 1997).

Gambar 2 Blok diagram struktur volkano-tektonik Ungaran Tua (akhir Pleistosen). (Bemmelen,1943 vide Bemmelen, 1970 dengan perubahan)

       Karakteristik Gunung Ungaran
1. Sifat Magma
Kenampakan Gunung Ungaran yang mengerucut dan tidak terlalu terjal dapat mengindikasikan bahwa Gunung Ungaran termasuk gunungapi bertipe strato. Tipe gunung api strato termasuk tipe gunungapi yang memiliki magma yang bersifat tidak terlalu asam ataupun basa, sehingga dapat disimpulkan bahwa Gunung Ungaran memiliki magma yang bersifat intermediet dan agak kental.
2. Tipe Letusan
Tipe letusan Gunung Ungaran dapat diketahui dari tipe gunung dan sifat magmanya. Tipe strato dan magma intermediet mengindikasikan bahwa Gunung Ungaran memiliki tipe letusan campuran atau biasa disebut sebagai tipe vulkanisme campuran.
Tipe vulkanisme campuran ini gabungan dari vulkanisme campuran dan vulkanisme letusan. Tipe campuran memiliki tekanan gas menengah sehingga pada saat meletus dapat diperkirakan bahwa gas yang keluar tidak terlalu banyak namun juga tidak sedikit. Pada saat meletus, Gunung Ungaran akan menyemburkan sebagian lava dan sebagian lava lagi meleleh.
3. Jenis Litologi yang Berkembang
Menurut Budiardjo et. al. (1997), stratigrafi daerah Ungaran dari yang tua ke yang muda adalah sebagai berikut:
§    Batugamping volkanik
§    Breksi volkanik III
§    Batupasir volkanik
§    Batulempung volkanik
§    Lava andesitik
§    Andesit porfiritik
§    Breksi volkanik II
§    Breksi volkanik I
§    Andesit porfiritik
§    Lava andesit
§    Aluvium
Pada saat dilakukan praktikum lapangan di Gunung Kendalisada, kerucut parasit Gunung Ungaran, dapat ditemukan lava andesit yang berwarna abu-abu, kuning, dan merah. Lava andesit tersebut memiliki komposisi hornblende, biotite, kuarsa, pirit, dan plagiocase. Adanya perbedaan warna pada lava andesit terjadi karena proses-proses yang terjadi. Lava andesit warna kuning mengindikasikan adanya kontaminasi sulfur yang menunjukan bahwa adanya aktivitas magma. Sedangkan lava andesit berwarna merah menunjukan adanya kandungan mineral lain atau karena terjadinya proses oksidasi.
Selain lava andesit, dapat juga ditemukan mineral lempung yang merupakan hasil dari alterasi akibat adanya aktivitas magma. Aktivitas magma ini memicu terjadinya proses alterasi batuan beku menjadi mineral lempung yang dipengaruhi oleh proses hidrotermal.
Litologi yang didapati pada saat praktikum lapangan sesuai dengan sifat magma yang dimiliki Gunung Ungaran. Lava andesit yang ditemukan merupakan litologi yang berasal dari magma intermediet. Magma intermediet ini dimiliki oleh gunungapi tipe strato yang mengerucut namun tidak terlalu terjal dan tinggi sesuai dengan kenampakan peta lapangan dan hasil sayatan peta topografi yang telah dibuat pada saat praktikum laboratorium.

No comments:

Post a Comment