1.
Pengertian Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat merupakan salah satu batuan sedimen
siliklastik. Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang
fraksi karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi
karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut
sebagai batuan karbonat. Fraksi karbonat tersusun oleh unsur logam +CO3,
seperti aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit, dan siderit. Batuan
karbonat secara volumetrik lebih kecil jika dibandingkan dengan batuan sedimen
silisiklastik, tetapi tekstur, struktur, dan fosil yang terkandung di dalam
batuan karbonat dapat memberikan informasi yang cukup penting mengenai
lingkungan laut purba, kondisi paleoekologi, dan evolusi bentuk-bentuk
kehidupan, terutama organism-organisme laut. Lingkungan pengendapan batuan ini
yaitu :
Ø Lingkungan laut dangkal.
Ø Dasar laut relatif datar
dan stabil.
Ø Suhu air laut relatif
hangat (± 70 F).
Ø Tidak terjadi
pengendapan asal daratan.
Ø Gelombang dan arus tidak
begitu besar.
Ø Kegaraman air laut
sekitar 13 per mil.
Batuan karbonat penting dipelajari secara khusus karena mempunyai
artiekonomis yang cukup besar dan dalam
berbagai hal berbeda dengan batuan silisiklastik. Aspek
perbedaanya antara lain :
a.
Pembentukkannya tergantung aktifitas organisme (98% asal
organisme)
b.
Sangat mudah berubah karena proses diagnesis.
c.
Terbentuk pada lingkungan dimana dia terendapkan (intrabasinal)
Endapan
karbonat merupakan hasil proses biokimia di lingkungan laut yang jernih,
hangat, dan dangkal. Adapun maksudnya adalah sebagai berikut:
Ø Jernih
Berhubungan dengan penetrasi sinar matahari,
dimana aktifitas metabolisme organisme sangat tergantung pada sinar matahari,
apabila silisiklastik berukuran halus (misal, lanau) hadir, maka bisa menyumbat
pernafasan organisme dan menghambat penetrasi sinar matahari, sehingga menggangu
metabolisme organisme pembentuk karbonat.
Ø Hangat : koral dan
organisme lain bereproduksi pada suhu sekitar 18˚C
Ø Dangkal : semakin besar
kedalaman laut, maka penetrsai sinar matahariakan semakin berkurang, sehingga
organisme pembentuk karbonat akansulit hidup.
2.
Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada
sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air,
pengikisan-pengikisan angina angin serta proses litifikasi, diagnesis, dan
transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih
rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula
sediment merupakan batuan-batuan lunak, akan tetapi karena proses diagnosi
sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
3.
Lingkungan Pembentukan Batuan Karbonat dan Fasies
Terumbu lingkungan pembentukan karbonat dapat terjadi mulai zona supratidal
sampai dengan cekungan yang lebih dalam, paparan cekungan dangkal, yang
meliputi middle shelt outer shelf. Cekungan pembentukan karbonat ini disebut
sebagai subtidal carbonate factory.
Endapan-endapan
ini akan terakumulasikan pada shelf, sebagian mengalami transportasi ke daratan
(tidal flat) oleh gelembung dan pasang surut. Sebagian lagi mengalami
transportasi ke arah laut (cekungan yang lebih dalam).
Karakteristik dan Ciri-ciri Batuan yang Terendapkan di
Masing-masing Jenis Terumbu
Meskipun lingkungan pengendapan karbonat dapat terjadi mulai
darizona supratidal sampai cekungan yang lebih dalam di luar shelf, paparancekungan dangkal (shallow basin plattorm) yang meliputi middle shelf danouter shelf
adalah tempat produksi endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat
ini disebut sebagai subtidal
carbonate factory.
Endapan-endapan karbonat yang dihasilkan akan
terakumulasi pada shelf, sebagian mengalami trasportasi ke arah daratan,
yaitu ke tidal flat, pantai, ataulagoon, sedangkan sebagian lagi mengalami
trasportasi ke arah laut, yaitu ke cekungan yang lebih dalam. Pada lingkungan
laut yang dalam jarang terbentuk endapan karbonat, kecuali merupakan hasil
jatuhan dari plankton yang mensekresikan kalsium karbonat dan hidup di air
permukaan.
Terumbu merupakan salah satu sumber produksi endapan karbonat
dipaparan atau cekungan di luar paparan. Terumbu adalah suatu timbulan karbonat
yang dibentuk oleh pertumbuhan organisme koloni yang insitu, mempunyai potensi
untuk berdiri tegar membentuk struktur topografi yang tahan gelombang. Adapun karakteristik dan ciri-ciri batuan yang
terendapkan di masing-masing jenis terumbu berdasarkan fasies terumbu ialah
sebagai berikut:
a.
Fasies Inti Terumbu (reef core facies)
Fasies ini tersusun oleh batugamping
yang berstruktur masif dan tidak berlapis. Berdasarkan litologi yang ada dan
biota penyusunnya, fasies ini dapa dibagi menjadi 4 sub-fasies yaitu:
1)
Sub-fasies puncak terumbu (reef-crest)
Litologi yang terdapat pada fasies
ini berupa framestone dan bindstone, yang terbentuk sebagai
hasil pertumbuhan biota jenis kubah dan mengerak dan merupakan very high energy zone.
Gambar
1. Framestone
Gambar
2. Bindstone
2)
Sub-fasies dataran terumbu (reef flat)
Litologi
berupa rudstone, grainstone, dan nodule dari ganggang karbonatan dan
merupakan daerah berenergi sedang dan tempat akumulasi rombakan terumbu.
Gambar
3. Rudstone
Gamabar
4. Grainstone
Gambar
5. Nodule
3)
Sub-fasies terumbu depan (reef front)
Litologi berupa bafflestone, bindstone dan framestone dan
merupakan daerah berenergi lemah-sedang.
Gambar
6. Bafflestone
4)
Sub-fasies terumbu belakang (back reef)
Litologi
berupa bafflestone dan floatstone dan merupakan daerah
energi lemah dan relatif tenang.
Gambar
7. Floatstone
b.
Fasies Depan Terumbu (fore reef facies)
Litologi berupa grainstone dan rudstone
dan merupakan lingkungan yang mempunyai kedalaman >30m dengan lereng 45 -
60°. Semakin jauh dari inti terumbu (kearah laut) litologi berubah menjadi
packstone, wackstone dan mudstone.
Gambar
8. Packstone
Gambar
9. Wackstone
Gambar
10. Mudstone
c.
Fasies Belakang Terumbu (back reef
facies)
Fasies ini disebut juga
fasies lagoon dan meliputi zona laut dangkal (< 30m) dan tidak
berhubungan dengan laut terbuka. Kondisi airnya tenang, sirkulasi air terbatas,
dan banyak biota penggali yang hidup di dasar. Litologi berupa packetone,
wackestone dan mudstone dan banyak dijumpai struktur jejak dan bioturbasi, baik
horizontal maupun vertikal
DAFTAR PUSTAKA
http://cogangeologist.blogspot.com/2010/12/reservoar-batuan-karbonat.html
(Diakses pada hari Minggu, 25 november 2012 pukul 22.45 WIB)
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Septarian_nodule_arp.jpg
(Diakses pada hari Minggu, 25 november 2012 pukul 23.50 WIB)
http://flexiblelearning.auckland.ac.nz/rocks_minerals/rocks/mudstone.html
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 00.05 WIB)
http://ocw.mit.edu/ans7870/12/12.110/labs/lab8/19.html
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 00.56 WIB)
http://kurdistan-geology.com/?p=448
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.20 WIB)
http://atlantisonline.smfforfree2.com/index.php?topic=2802.0
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.34 WIB)
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0016699511000763?via=sd
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.35 WIB)
http://paleo123.altervista.org/sezioni_lucide.htm
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.36 WIB)
web.eps.utk.edu (Diakses
pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.40 WIB)
http://www.beg.utexas.edu/lmod/_IOL-CM02/old_work/st21-ancbindstone.htm
(Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.41 WIB)
No comments:
Post a Comment