Monday 25 January 2016

Batuan Sedimen Karbonat

1.                  Pengertian Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat merupakan salah satu batuan sedimen siliklastik. Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut sebagai batuan karbonat. Fraksi karbonat tersusun oleh unsur logam +CO3, seperti aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit, dan siderit. Batuan karbonat secara volumetrik lebih kecil jika dibandingkan dengan batuan sedimen silisiklastik, tetapi tekstur, struktur, dan fosil yang terkandung di dalam batuan karbonat dapat memberikan informasi yang cukup penting mengenai lingkungan laut purba, kondisi paleoekologi, dan evolusi bentuk-bentuk kehidupan, terutama organism-organisme laut. Lingkungan pengendapan batuan ini yaitu :
Ø    Lingkungan laut dangkal.
Ø    Dasar laut relatif datar dan stabil.
Ø    Suhu air laut relatif hangat (± 70 F).
Ø    Tidak terjadi pengendapan asal daratan.
Ø    Gelombang dan arus tidak begitu besar.
Ø    Kegaraman air laut sekitar 13 per mil.
Batuan karbonat penting dipelajari secara khusus karena mempunyai artiekonomis yang cukup besar dan dalam berbagai hal berbeda dengan batuan silisiklastik. Aspek perbedaanya antara lain :
a.                   Pembentukkannya tergantung aktifitas organisme (98% asal organisme)
b.                  Sangat mudah berubah karena proses diagnesis.
c.                   Terbentuk pada lingkungan dimana dia terendapkan (intrabasinal)
Endapan karbonat merupakan hasil proses biokimia di lingkungan laut yang jernih, hangat, dan dangkal. Adapun maksudnya adalah sebagai berikut:
Ø    Jernih
Berhubungan dengan penetrasi sinar matahari, dimana aktifitas metabolisme organisme sangat tergantung pada sinar matahari, apabila silisiklastik berukuran halus (misal, lanau) hadir, maka bisa menyumbat pernafasan organisme dan menghambat penetrasi sinar matahari, sehingga menggangu metabolisme organisme pembentuk karbonat.
Ø    Hangat : koral dan organisme lain bereproduksi pada suhu sekitar 18˚C
Ø    Dangkal : semakin besar kedalaman laut, maka penetrsai sinar matahariakan semakin berkurang, sehingga organisme pembentuk karbonat akansulit hidup.

2.                  Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angin serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak, akan tetapi karena proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.

3.                  Lingkungan Pembentukan Batuan Karbonat dan Fasies
Terumbu lingkungan pembentukan karbonat dapat terjadi mulai zona supratidal sampai dengan cekungan yang lebih dalam, paparan cekungan dangkal, yang meliputi middle shelt outer shelf. Cekungan pembentukan karbonat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory.
Endapan-endapan ini akan terakumulasikan pada shelf, sebagian mengalami transportasi ke daratan (tidal flat) oleh gelembung dan pasang surut. Sebagian lagi mengalami transportasi ke arah laut (cekungan yang lebih dalam).

  Karakteristik dan Ciri-ciri Batuan yang Terendapkan di Masing-masing Jenis Terumbu
Meskipun lingkungan pengendapan karbonat dapat terjadi mulai darizona supratidal sampai cekungan yang lebih dalam di luar shelf, paparancekungan dangkal (shallow basin plattorm) yang meliputi middle shelf danouter shelf adalah tempat produksi endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory.
Endapan-endapan karbonat yang dihasilkan akan terakumulasi pada shelf, sebagian mengalami trasportasi ke arah daratan, yaitu ke tidal flat, pantai, ataulagoon, sedangkan sebagian lagi mengalami trasportasi ke arah laut, yaitu ke cekungan yang lebih dalam. Pada lingkungan laut yang dalam jarang terbentuk endapan karbonat, kecuali merupakan hasil jatuhan dari plankton yang mensekresikan kalsium karbonat dan hidup di air permukaan.
Terumbu merupakan salah satu sumber produksi endapan karbonat dipaparan atau cekungan di luar paparan. Terumbu adalah suatu timbulan karbonat yang dibentuk oleh pertumbuhan organisme koloni yang insitu, mempunyai potensi untuk berdiri tegar membentuk struktur topografi yang tahan gelombang. Adapun karakteristik dan ciri-ciri batuan yang terendapkan di masing-masing jenis terumbu berdasarkan fasies terumbu ialah sebagai berikut:

a.                   Fasies Inti Terumbu (reef core facies)
Fasies ini tersusun oleh batugamping yang berstruktur masif dan tidak berlapis. Berdasarkan litologi yang ada dan biota penyusunnya, fasies ini dapa dibagi menjadi 4 sub-fasies yaitu:
1)                  Sub-fasies puncak terumbu (reef-crest)
Litologi yang terdapat pada fasies ini berupa framestone dan bindstone, yang terbentuk sebagai hasil pertumbuhan biota jenis kubah dan mengerak dan merupakan very high energy zone.

                      
Gambar 1. Framestone

                             
Gambar 2. Bindstone
2)                  Sub-fasies dataran terumbu (reef flat)
Litologi berupa rudstone, grainstone, dan nodule dari ganggang karbonatan dan merupakan daerah berenergi sedang dan tempat akumulasi rombakan terumbu.
                
Gambar 3. Rudstone
                     
Gamabar 4. Grainstone
                     
Gambar 5. Nodule
3)                  Sub-fasies terumbu depan (reef front)
Litologi berupa bafflestone, bindstone dan framestone dan merupakan daerah berenergi lemah-sedang.
                       
Gambar 6. Bafflestone

4)                  Sub-fasies terumbu belakang (back reef)
Litologi berupa bafflestone dan floatstone dan merupakan daerah energi lemah dan relatif tenang.
                    
Gambar 7. Floatstone

b.                  Fasies Depan Terumbu (fore reef facies)
Litologi berupa grainstone dan rudstone dan merupakan lingkungan yang mempunyai kedalaman >30m dengan lereng 45 - 60°. Semakin jauh dari inti terumbu (kearah laut) litologi berubah menjadi packstone, wackstone dan mudstone.
                     
Gambar 8. Packstone
                     
Gambar 9. Wackstone
                     
Gambar 10. Mudstone
c.                   Fasies Belakang Terumbu (back reef facies)
Fasies ini disebut juga fasies lagoon dan meliputi zona laut dangkal (< 30m) dan tidak berhubungan dengan laut terbuka. Kondisi airnya tenang, sirkulasi air terbatas, dan banyak biota penggali yang hidup di dasar. Litologi berupa packetone, wackestone dan mudstone dan banyak dijumpai struktur jejak dan bioturbasi, baik horizontal maupun vertikal









DAFTAR PUSTAKA
http://cogangeologist.blogspot.com/2010/12/reservoar-batuan-karbonat.html (Diakses pada hari Minggu, 25 november 2012 pukul 22.45 WIB)
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Septarian_nodule_arp.jpg (Diakses pada hari Minggu, 25 november 2012 pukul 23.50 WIB)
http://flexiblelearning.auckland.ac.nz/rocks_minerals/rocks/mudstone.html (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 00.05 WIB)
http://ocw.mit.edu/ans7870/12/12.110/labs/lab8/19.html (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 00.56 WIB)
http://kurdistan-geology.com/?p=448 (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.20 WIB)
http://atlantisonline.smfforfree2.com/index.php?topic=2802.0 (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.34 WIB)
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0016699511000763?via=sd (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.35 WIB)
http://paleo123.altervista.org/sezioni_lucide.htm (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.36 WIB)
web.eps.utk.edu (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.40 WIB)

http://www.beg.utexas.edu/lmod/_IOL-CM02/old_work/st21-ancbindstone.htm (Diakses pada hari Senin, 26 november 2012 pukul 01.41 WIB)

No comments:

Post a Comment