Halo guys, apa kabar? Saya Alhamdulillah sehat. semoga kalian juga dalam keadaan sehat selalu amin. minggu ini kita akan membahas mengenai bentang alam fluvial. Penasaran gimana isi? ini dia
2.1 Pengertian Bentang Alam Fluvial
Bentang alam fluvial merupakan satuan geomorfologi yang
pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil itu sendiri adalah semua proses yang terjadi
di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk
permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan
air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi
(sheet water). Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas
sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang
dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi
yang dilakukan oleh air permukaan. Proses fluviatil ini bervariasi
intensitasnya. Air permukaan merupakan salah satu mata rantai dari siklus
hidrologi. Adanya air permukaan sangat dikontrol oleh adanya air hujan.
2.2 Proses Fluvial
2.2.1 Proses sedimentasi
Proses sedimentasi terjadi ketika sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang,
maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru
kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan
berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah
hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.
2.2.2 Proses erosi
Erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu :
Ø Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya.
Ø Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang
dilewatinya.
Ø Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya
ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.
Ø Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang
dilaluinya.
Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi :
Ø Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung
terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai menyebabkan terjadinya pendalaman
lembah sungai.
Ø Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan
dominan terjadi pada bagian hilir sungai, menyebabkan sungai bertambah lebar .
Ø Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan
mencapai batas dimana air sungai sudah tidak mampu mengerosi lagi dikarenakan
sudah mencapai erosion base level.
Erosion base level ini dapat dibagi menjadi
Ø ultimate base level yang base levelnya berupa permukaan
air laut
Ø temporary base level yang base levelnya lokal seperti
permukaan air danau, rawa, dan sejenisnya.
Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus
dengan kecepatan aliran sungai tersebut. Erosi akan lebih efektif bila media
yang bersangkutan mengangkut bermacam-macam material. Erosi memiliki tujuan
akhir meratakan sehingga mendekati ultimate base level.
2.2.3 Proses Transportasi
Proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu
tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada
sungai sebagai efek dari gaya gravitasi
Dalam membahas transportasi sungai dikenal istilah:
Ø stream capacity : jumlah beban maksimum yang mampu
diangkat oleh aliran sungai
Ø stream competance : ukuran maksimum beban yang mampu
diangkut oleh aliran sungai.
Sungai mengangkut material hasil erosinya secara umum
melalui dua mekanisme, yaitu:
Ø Mekanisme bed load: pada proses material-material
tersebut terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa cara,
antara lain :
v Traction : material yang diangkut terseret di dasar
sungai.
v Rolling : material terangkut dengan cara menggelinding di
dasar sungai.
v Saltation : material terangkut dengan cara menggelinding
pada dasar sungai.
Ø Mekanisme suspended load: material-material terangkut
dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi :
v Suspension : material diangkut secara melayang dan
bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.
v Solution : material terangkut, larut dalam air dan
membentuk larutan kimia.
2.3 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Proses Erosi dan Sedimentasi
2.3.1 Kecepatan
Aliran Sungai
Kecepatan aliran sungai maksimal pada tengah alur sungai,
bila membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut off slope (terjadi
erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan terjadi jika kecepatan sungai
menurun atau bahkan hilang.
2.3.2 Gradien/ Kemiringan Lereng Sungai
Bila air mengalir dari sungai yang kemiringan
lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka kecepatan air akan berkurang
dan tiba-tiba hilang sehingga menybabkan pengendapan pada dasar sungai. Bila
kemudian ada lereng yang terjal lagi, kecepatan akan meningkat sehingga terjadi
erosi yang menyebabkan pendalaman lembah.
2.3.3 Bentuk Alur Sungai
Aliran sungai akan menggerus bagian tepi dan dasar
sungai. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan mengalir lebih lambat.
Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya tidak kasar, aliran airnya
deras. Sungai yang lebar, dangkal dan permukaanya tidak kasar, atau sempit,
dalam tetapi permukaan dasarnya kasar maka aliran airnya lambat.
2.3.4 Discharge
Merupakan
volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses erosi dan transportasi terjadi
karena besarnya kecepatan aliran sungai dan discharge.
2.4 Pola Pengaliran
Gambar
2.1 Pola Pengaliran Sungai
2.4.1 Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik adalah pola
aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya
pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola
aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh
jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang
resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat)
sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur
kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per
satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi
batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur
sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk
alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan
yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur
halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur
kasar.
Pola aliran radial adalah pola
aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik
ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran
radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan
laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan
merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
2.4.3 Pola Aliran Rectangular
Pola rectangular umumnya
berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam,
namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak
lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan
air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran
dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran
rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya
mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana
singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul
dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran
rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi,
seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular
dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan
patahan.
2.4.4
Pola Aliran Trellis
Geometri dari pola aliran trellis
adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di
perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir
lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang
curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut
tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola
aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur
geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh
saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan
tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu
lipatan.
2.4.5
Pola Aliran Sentripetal
Pola aliran sentripetal merupakan
ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya
mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal
merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut
Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana
pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering.
Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.
2.4.6 Pola Aliran Annular
Pola aliran annular adalah pola
aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik
ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran
annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.
2.4.7 Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)
Sistem pengaliran paralel adalah
suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan
morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk
lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat
sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan
lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu
patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan
yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran
trellis, dendritik, dan paralel.
2.5 Klasifikasi Stadia Sungai
Sungai yang mengalir termasuk air
permukaan. Berdasarkan stadia erosinya,
sungai dibedakan menjadi :
2.5.1 Sungai Muda
sungai dengan ciri-ciri :
Ø
Penampang
melintang sungai berbentuk huruf V
Ø
Banyak dijumpai
air terjun
Ø
Tidak terjadi
pengendapan
Ø
Erosi vertikal
efektif
Ø
Relatif lurus
dan mengalir di atas batuan induk
2.5.2 Sungai Dewasa
sungai dengan ciri-ciri :
Ø
Penampang
melintang sungai berbentuk huruf U
Ø
Erosi relatif
kecil
Ø
Bermunculan
cabang-cabang sungai
Ø
Erosi lateral
efektif
2.5.3 Sungai Tua
sungai dengan ciri-ciri :
Ø
Penampang
melintang sungai berbentukcawan
Ø
Erosi lateral
sangat efektif
Ø
Anak sungai
lebih banyak
Ø
Bermeander
Ø
Kemiringan
datar
2.6 Contoh-Contoh Bentang Alam
Fluvial
2.6.1 Meander
Belokan tajam pada sungai, biasanya terjadi pada dalam suatu rangkaian,
yang disebabkan karekteristik dari aliran air. Meander terbentuk pada
aliran endapan sedimen dan berhenti diatas aliran karena terhalang.
2.6.2 Meander cut off
Meander cutoff merupakan meander yang terbentuk akibat aliran yang
melewati bagian sempit dari leher meander, di mana aliran ke bawah telah
berpindah dari meander yang telah melambat dan meander berikutnya telah
mengambil aliran tersebut.
2.6.3 Flood Plain
Food plain adalah suatu level area pada daratan untuk memprediksi
banjir dari tubuh air yang berdekatan. Flood plain digambarkan dari frekuensi
banjir yang sudah terjadi.
2.6.4 Stream divide
Stream divide merupakan pembagian arus sungai
berdasarkan dasar sungai dan arah alirannya tersebut. Pembagian tersebut, yaitu
branch, beck, burn, creek, kill, lick, rill, river syke, bayou, rivulet, run.
2.6.5 River terrace
River terrace merupakan teras sungai yang tampak sepanjang sisi lembah,
biasanya sejajar dengan tembok lembah. Kebanyakan terraces terbentuk ketika
erosi pada sungai meningkat dan melewati flood plain.
2.6.6 Channel Bar
Channel Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tengah alur
sungai.
2.6.7 Point bar
Point Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi alur sungai.
2.6.8 Natural leveess
Natural levees merupakan pemanjangan dari tanggul terdiri dari pasir
dan lanau dan terendapkan sepanjang tepi sungai selama masa banjir.
2.6.9 Back Swamp
Back swamp merupakan rawa yang mengalami penurunan area floodplain
antara natural levees dan pada tepi floodplain
2.6.10 Braided stream
Braided stream adalah arus yang mengalir pada beberapa terusan yang
terbagi dan yang bersatu. Braided stream terbentuk pada bagian hilir sungai
yang memiliki slope hampir datar-datar, alurnya luas, dan dangkal.
2.6.11 Oxbow lake
Oxbow lake merupakan meander pada awalnya karena adanya pemotong pada
arus akibat pelurusan air, maka terbentuklah struktur seperti tapal kuda,
struktur ini dinamakan oxbow lake.
2.6.12 Crevasse splay
Crevasse splay merupakan kenampakan roman muka bumi yang terbntuk
akibat arus berlebih memotong levee dan endapan sedimen pada floodplain. Hal
ini dapat membuat endapan yang sangat besar sehingga menjadi delta.
2.6.13 Alluvial fan
Alluvial fan berbentuk seperti kipas, merupakan akumulasi dari endapan
alluvial pada mulut jurang atau aliran anak sungai dengan arus utama.
2.6.14 Channel fill
Channel fill merupakan akumulasi pasir detritus pada arus di mana
kapasitas transportasi dari air tidak mampu untuk memindahkan material secara
berulang.
2.6.15 Overbank
Overbank merupakan penggambaran dari tipe endapan alluvial atau
sediment yang terendapkan pada floodplain di sungai. Biasanya endapan berbutir
halus.
2.6.16 Flood basin
Flood basin merupakan daerah di bawah permukaan air selama air tinggi
karena banjir pada daerah tertentu.
2.7 Skala Wenworth
Tabel
2.1 Pemilahan ukuran butir didasarkan skala Wentworth
Nama Butir
|
Besar Butir (mm)
|
Bongkah
|
256
|
Berangkal
|
256-64
|
Kerakal
|
64-4
|
Pasir
sangat kasar
|
4-2
|
Pasir
kasar
|
2-1
|
Pasir
sedang
|
1-½
|
Pasir
halus
|
½-¼
|
Pasir
sangat halus
|
¼-1/8
|
Lanau
|
1/16-1/256
|
Lempung
|
1/256
|
2.8 Klasifikasi Van Zuidam
Tabel 2.2 Klasifikasi Relief Van Zuidam
(1983)
Klasifikasi
Relief
|
Persen
lereng (%)
|
Beda
tinggi (m)
|
Datar/hampir datar
|
0-2
|
<50
|
Bergelombang landai
|
3-7
|
5-50
|
Bergelombang miring
|
8-13
|
25-75
|
Berbukit bergelombang
|
14-20
|
50-200
|
Berbukit terjal
|
21-55
|
200-500
|
Pegunungan sangat terjal
|
56-140
|
500-1000
|
Pegunungan sangat curam
|
>140
|
>1000
|
Terima kasih buat kalian yang membaca blog saya. silahkan di share untuk keperluan ilmu pengetahuan